Senin, 16 November 2015

BALI TOURISM MAP


http://www.balisatak.com/images/peta-bali.jpg

BALI TOURISM MAP 1

http://www.indonesia-tourism.com/bali/map/bali-map-high.png
BALI TOURISM MAP 2


http://www.holidayquest.de/2bali/Images/BALI-MAP7.gif
BALI TOURISM MAP 3


http://www.planetware.com/i/map/INA/denpasar-map.jpg
BALI TOURISM MAP 4
 


http://www.balistarisland.com/Bali-Information/Bali_info_Images/Kuta-Map.jpg
BALI TOURISM MAP 5



https://stephenandsiennabaliwedding.files.wordpress.com/2013/03/legian-map.jpg
BALI TOURISM MAP 6 



http://static2.mydestination.com/library/images/494629_513_340.jpg
BALI TOURISM MAP 7 ( SURFING DESTINATION )


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9Xv4o-FztOku3NgGxHUkLDnGZV3Gs7AQNRW1w1f6I5Ti9pBA5h3-rWHqSTSj8i5Kuy_QLXgWWgYe6VVxBmIQII-oXmrr2B9mfLqRhpS86-HdpC37MkpPK2C8G2oMN5Vz5c3fXUwddypAv/s640/Sanur-beach-map.gif
BALI TOURISM MAP 8 ( SANUR )




http://www.balistarisland.com/Bali-Information/Bali_info_Images/Balimap.jpg
BALI TOURISM MAP 9

PETA YOGYAKARTA


Jalan jalan ke Jogja? Selain uang saku yang cukup, berikut adalah 
kumpulan peta peta jogja yang perlu anda simak. Mulai dari Kota Yogyakartanya, Sleman, Kulon Progo, Bantul, sampai dengan Gunung Kidul


https://stepanjul.files.wordpress.com/2014/01/peta-jogja-map.jpg
YOGYAKARTA TOURISM MAP


https://hpijogja.files.wordpress.com/2009/12/peta-klaster.jpg
PETA YOGYAKARTA 1

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6dxt4kVmVA7AwFnZH7niYWEEssZ5-JsisF-4-lClnZ1CbBmvePhARLkzf_FItL8lOls7oVkELfWBI3qbj1LOnPZbMjBhFZ4uy9JHySsWStoSy6e0eROhmoavZtgiPyur962tI4rxiYOp3/s1600/peta+Wisata+Gunungkidul.jpg
PETA WISATA GUNUNG KIDUL


 https://desawisatasleman.files.wordpress.com/2010/09/lokasi-desa-wisata-fix.jpg
PETA SLEMAN, YOGYAKARTA


https://sadastudio.files.wordpress.com/2013/01/13.png
PETA KULON PROGO, YOGYAKARTA


https://dewiultralight08.files.wordpress.com/2012/02/peta-topografi-poly.jpg
PETA BANTUL, YOGYAKARTA



KUMPULAN PETA SRAGEN DAN JAWA TENGAH

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdJT8_TEUbt881YFzuaw5JvIPaGpkvlZp3R_MSDnjpQqmVqfJFAIRJOMzN5EIcrmC9BXwsJX3RdJwJ2494m1FYvZMXDNLpqImDse8uXzijI6E7RPvdo7z2Mj8b62YNNRCAZY03t1ABgBA/s1600/sr-07.jpeg
peta sragen 1

https://studioperencanaan2011.files.wordpress.com/2011/09/landuse-sragen.jpg
peta sragen 2 ( GUNA LAHAN )


https://studioperencanaan2011.files.wordpress.com/2011/09/topografi-sragen.jpg
peta sragen 3 ( TOPOGRAFI )

https://studioperencanaan2011.files.wordpress.com/2011/09/administrasi-solo-sragen1.jpg
peta sragen 4 ( ADMINISTRASI )


peta sragen 5

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/57/Central_Java_province.png
peta jawa tengah ( ADMINISTRASI )

Minggu, 15 November 2015

Tulang Leher Patah, Pelajar SMA Tewas di Perempatan

 http://poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2014/02/laka11.jpg
 SRAGEN — Lina Ayum Firdayana, 17, pelajar asal RT 001, Desa Pengkok, Kedawung, Sragen menjadi korban kecelakaan di simpang empat jalan kampung Mlokolegi-Bunder, Pemkot, Kedawung, Jumat (13/11/2015) siang. Gadis itu tewas di lokasi kejadian lantaran tulang lehernya patah. Kanit Laka Satuan Lalu Lintas Polres Sragen Ipda Sudarmaji mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo kepada Solopos.com, Sabtu (14/11), mengatakan peristiwa nahas itu berawal saat pelajar SMA itu mengendarai motor honda Supra X berpelat nomor AD 2188 VN dari arah barat ke timur.
Sementara Sulardi, 30, warga Mlokolegi RT 005, Desa Celep, Kedawung mengendarai motor honda Supra X berpelat nomor AD 3850 ATE dari arah selatan ke utara.
Sesampainya di simpang empat RT 001 Pengkok, tepatnya di depan rumah Sugiyanto, mereka bermaksud menyeberang. Baik Lina maupun Sulardi tak memperhatikan lalu lintas di arah jalan lainya karena terhalang bangunan rumah warga. Masing-masing menacap gas dan di tengah simpang empat itulah mereka bertabrakan.
“Jalannya kan jalan kampung. Persoalannya ada bangunan yang menghalangi pandangan masing-masing pengendara. Kalau tidak ada bangunan itu mungkin tidak terjadi kecelakaan. Berdasarkan keterangan warga, sering terjadi kecelakaan di simpang empat itu tetapi baru Jumat itu memakan korban jiwa,” kata Sudarmaji.
Lina mengalami luka serius pada bagian leher dan hidung mengeluarkan darah. Sudarmaji menyatakan pelajar itu tewas di tempat dan tubuh korban sempat dievakuasi ke Puskesmas Kedawung II Karangpelem.
Sementara Sulardi mengalami luka pada tangan kanan, kepala bagian belakang robek, dan opname di RS Mardi Lestari Sragen. “Pelajar itu belum memiliki surat izin mengemudi (SIM) C sedangkan SIM C Sulardi juga belum ditemukan,” katanya.


solopos.com

Kamis, 05 November 2015

GRB BAKAR FOTO BUPATI SRAGEN

http://krjogja.com/thumbhead/1b0ff57f8c0f8ff031d780c351ffb95b_thumb.jpg 
SRAGEN.  Belasan massa dari Gerakan Rakyat Bersatu (GRB) menggelar aksi demo di depan kantor Bupati Sragen, Kamis (05/11/2015). Massa menuntut Bupati Agus Fatchurrahman gentlemen mundur dari jabatannya karena maju lagi dalam Pilbup Sragen.

Massa membawa replika kursi bupati berikut foto Agus Fatchurrahman yang bertuliskan demisioner. Setelah menyampaikan orasi, massa kemudian membakar replika kursi berikut foto Bupati Agus. Aparat kepolisian tampak berjaga ketat di depan kantor Bupati Sragen mengawal jalannya aksi demo yang hanya berlangsung sebentar.

Koordinator GRB, Lucky Setyo Nugroho usai demo mengatakan, aksi yang digelar untuk mengingatkan Bupati Sragen agar fair mengikuti proses tahapan Pilbup. Karena mencalonkan kembali, Bupati diminta untuk mundur dari jabatannya.

"Memang tidak diatur kalau bupati harus mundur dari jabatannya setelah maju lagi pilbup. Tapi bupati harus memberi pendidikan politik yang baik bagi warga Sragen dengan cara mundur dari jabatannya dulu dan bertarung secara fair," ujarnya.

Menurut Lucky, terungkapnya beberapa kasus mobilisasi birokrasi menunjukkan bahwa calon incumbent telah berbuat curang dan tidak bertarung secara fair. Kondisi ini membuat Pilbup Sragen berada di bawah bayang-bayang praktik intimidasi dari penguasa. "Guna mencegah terulangnya kembali mobilisasi birokrasi, bupati harus mundur dulu. Sehingga proses demokrasi pilbup bisa berjalan secara fair dan terjadi persaingan sehat," jelasnya


KRJOGJA.COM

Rabu, 04 November 2015

Inilah Jumlah Sumbangan TKI Pertahun Untuk Pemerintah Indonesia Dari Devisa

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhePaDovneSMCIQEjljxIGc_Xg-n_1BSBO4O3KO2gUMC4wSjG0Q1KxSCj6TUaBDWadMbbMdWSj3PM89GQ90w3MCrhkd12Bu-s-KzN-gWLjCTZ6aTcWc0ZeJOsWpx48LlyQbG-F6UNyarrc0/s1600/1131883517p.jpg
 
 Sebutan TKI sebagai pahlawan devisa memang sudah tak asing lagi. Paling tidak negara setiap tahunnya mengantongi untung yang tidak sedikit dari devisa ini. Karena besarnya sumbangan devisa ini, BNP2TKI pun terus mengirimkan TKI ke luar negeri sehingga mereka akan semakin banyak mengirimkan hasil kerjanya ke Indonesia, dengan begitu devisa negara akan terus bertambah.
BNP2TKI menaksirkan tahun ini tepatnya akhir Desember 2015, negara setidaknya dapat mengantongi 10 Milyar dari devisa ini. Posisi tahun lalu saja menembus 8,4 Milyar dan dengan inovasi pemerintah yang mewajibkan CTKI membuat rekening atas nama pribadi ini akan merealisasikan target tersebut. kata Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid
Nah, tahukah bahwa apabila gaji TKI naik maka pemerintah juga untung karena jumlah devisanya pun akan naik. Oleh karenanya Indonesia lebih senang mengirimkan TKI ke negara-negara yang Standar Gajinya tinggi dan sesuai prosedural, sebagaimana Timur Tengah dan Korea. Akan lebih dahsyat lagi jika kita bisa memberdayakan keluarga mereka di daerah sebagai lahan investasi produktif bagi mereka agar tidak konsumtif. Pemerintah harus hadir. Saya yakin TKI sangat bisa membantu mendongkrak ekonomi kita," tambahnya.
 
 
 
DE-YUAN.COM

Kegilaan Pesugihan Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah



Pesugihan Gunung Kemusuk di Sragen, Jawa Tengah mungkin adalah salah satu tempat pesugihan yang cukup populer di kalangan paranormal Indonesia.
Kabupaten Sragen Jawa Tengah terkenal sebagai daerah dataran tinggi dengan beberapa buah gunung sebagai pertandanya. Kendati memiliki banyak gunung yang indah, Sragen justru terkenal karena sebuah mitos tempat pesugihan yang cukup dikenal disana. Tempat tersebut adalah pesugihan Gunung Kemukus

Ritual Pesugihan Gunung Kemukus

Pesugihan gunung kemukus terkenal karena ia adalah salah satu pesugihan tanpa tumbal yang memang banyak dicari oleh para pemalas yang ingin cepat kaya. Selain itu, ritual yang dilakukan untuk memperoleh pesugihan tersebut cukup sensaional yaitu dengan melakukan pesta hubungan badan dengan pasangan yang tidak dikenalnya. Hubungan badan tersebut dilakukan berturut-turut hingga 7 kali. Dimana hubungan badan tersebut dilakukan di tempat terbuka di salah satu bagian Gunung Kemukus.

Ritual hubungan badan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kekayaan. Ritual ini wajib dilakukan bagi siapa saja yang memang berniat untuk memuja demi harta. Oleh karena itulah maka banyak penyedia jasa pelayanan plus-plus yang bertebaran di tempat ini. Kebanyakan dari mereka adalah wanita paruh baya yang merelakan sisa hidupnya untuk mencari penghidupan sebagai kupu-kupu malam.

Asal Usul Pesugihan Gunung Kemukus Sragen Jawa Tengah

Mitos yang berkembang di masyarakat sekitar Gunung Kemukus perihal asal-usul pesugihan ini bermula sejak masa kerajaan Majapahit di masa silam. Dikisahkan seorang pangeran yang berasal dari kerajaan Majapahit bernama Pangeran Samudro jatuh cinta pada ibu kandungnya sendiri yang bernama Dewi Ontrowulan. Cinta terlarang ini tentu saja sangat tidak bermoral. Ayah Pangeran Samudro yang juga suami dari Dewi Ontrowulan, yakni Raja Ontrorejo ketika mengetahui hal tersebut sontak langsung mengusir putranya dari istana kerajaan. Pengusiran itu dimaksudkan agar cinta terlarang itu tak terus berlanjut dan agar hal memalukan itu tak diketahui oleh rakyat dan penghuni kerajaan yang lain. Namun, tak disangka setelah kepergian putranya, yakni Pangeran Samudro, Dewi Ontrowulan bukannya tetap berada di kerajaan, justru malah menyusul putranya yang bermukim di sebuah gunung, bernama Gunung Kemukus. Di sana cinta terlarang antara anak dan ibu kandung bertaut. Hubungan badan antara keduanya tak bisa terelakan lagi. Mengetahui hal itu, Raja Ontrorejo tak terima. Ditemani beberapa pasukan bersenjata, Raja Ontrorejo menyusul anak dan istrinya itu ke Gunung Kemukus untuk menghukum keduanya. Sesampainya di sana, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri istri dan anaknya itu tengah melakukan hubungan intim dengan sangat mesra. Sontak sang rajapun geram, diperintahkannya para pasukan untuk menangkap keduanya untuk kemudian dihukum gantung pada saat itu juga. Sebelum dihukum pangeran samudro berikrar dengan kata-kata berikut:

“Ayah, aku tahu perbuatanku ini salah, aku sangat menyadari hal itu. Namun kecintaanku pada ibuku membawa aku pada sebuah rasa yang tak mungkin dapat dihalangi oleh Tuhan sekalipun. Maka sebelum menemui ajalku di tiang gantung ini, dengan ini aku berikrar bahwa bagi siapa saja orang yang meniru perbuatanku (melakukan hubungan badan .red) di tempat terbuka di wilayah gunung ini, aku akan membantunya dalam hal apapun sehingga keinginannya dapat terkabul”

Sejak saat itulah ikrar ini kemudian dicoba-coba oleh penduduk yang mengetahuinya. Sebagian mereka ingin cepat kaya, sebagian lain ingin terkenal, dan sebagian lain ingin memiliki jabatan. Semuanya secara tak nalar ternyata dapat terkabul dengan mudah. Sedari itulah kemudian banyak orang berbondong-bondong datang ke Gunung Kemukus untuk melakukan ritual pesugihan bejat.

Nah, itulah pembahasan mengenai pesugihan gunung kemukus Sragen Jawa Tengah yang dapat kami sajikan. Yang jelas, jangan pernah berpikir untuk meniru perbuatan keji pangeran Samudro, apalagi sampai melakukan pemujaan dengan jalan pesugihan untuk memperoleh kekayaan secara mudah. Mintalah apapun hanya kepada Alloh SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa.

Polisi akan Periksa Pejabat KPU Sragen

http://www.rmol.co/images/berita/normal/976604_09154228072015_pilkada.jpg
Pilkada Sragen, polres mulai memeriksa sejumlah pejabat KPU Sragen.
SRAGEN–Polres Sragen membentuk tim ungkap kasus yang dipimpin Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo untuk menyelidiki hilangnya 9.620 buah bilik suara dan 422 buah kotak suara milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen. Kapolres memulai penyelidikan dengan menghimpun keterangan dari sejumlah pejabat di lingkungan KPU Sragen.
Tindak lanjut kasus itu diungkapkan Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo saat ditemui wartawan di Mapolres Sragen, Selasa (3/11/2015) pagi. Kapolres sudah menerima laporan kronologi atas hilangnya bilik dan kotak suara itu dari Sekretariat KPU Sragen. Dia masih mendalami bahan-bahan yang ada untuk ungkap kasus lebih lanjut.
Berdasarkan keterangan yang ada, Kapolres belum bisa memastikan kapan logistik pemilu itu hilang. Logistik KPU itu baru dibuka pada akhir 2014 dan baru pada Jumat (30/10/2015) dibuka kembali kemudian ditemukan keganjilan.  “Kami mendalami kemungkinan penyebab hilangnya logistik itu. Kami akan menggali informasi dari internal dan eksternal KPU,” ujar dia.
Tugas tersebut akan dibebankan kepada tim ungkap kasus yang dipimpin Kapolres sendiri. Kapolres menyatakan tim itu terdiri atas gabungan Satreskrim, Sat Intelkam, dan Polsek Sragen Kota.
“Kami segera buatkan laporan polisinya dan memanggil pihak KPU sebagai pelapor. Kami akan menggali keterangan bagaimana kronologi awal? Siapa yang mengurusi bagian logistik? Siapa yang menyimpan kunci? Kami gerak dari situ. Belum bisa diketahui indikasi orang dalam. Kami kedepankan praduga tak bersalah,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sragen, Slamet Basuki Indrowiyono, mengatakan hilangnya kotak suara itu akan berdampak pada potensi kerawanan pemilu. Atas dasar itulah, Slamet meminta semua stakeholders yang ada untuk bersama-sama memperketat pengawasan dan pengawalan logistik pemilihan kepala daerah (pilkada).
Terpisah, Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sragen, Rus Utaryono, mendorong kepada Panwaslu untuk ikut terlibat dalam pengusutan kasus hilangnya logistik pilkada itu.


Solopos.com

Selasa, 03 November 2015

OPERASI ZEBRA CANDI 2015 13 Hari, 1.500 Pengendara Motor Terjaring Razia di Sragen

Pengendara motor terjaring razia operasi zebra yang digelar Satlantas Polres Sragen di simpang tiga pojok Jl. Raya Sukowati Sragen, Selasa (3/11/2015). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

SRAGEN — Aparat Satlantas Polres Sragen menjaring 1.500 pengendara sepeda motor dalam Operasi Zebra Candi 2015 yang telah digelar selama 13 hari di sejumlah lokasi di wilayah Bumi Sukowati. Operasi tersebut akan ditutup pada Rabu (4/11/2015) pada pukul 24.00 WIB.
Operasi Zebra Candi itu digelar di simpang tiga pojok, simpang tiga garuda, dan simpang tiga KNPI, serta sejumlah lokasi strategis di Paldaplang Ngrampal, Gemolong, dan simpang tiga Bulu Masaran.
Puluhan pengendara motor terjaring dalam razia di simpang tiga pojok, Selasa (3/11/2015) pagi. Rata-rata mereka tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM).
KBO Lantas Polres Sragen, Iptu Mashadi, mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo saat dijumpai, Selasa pagi, di sela-sela operasi, mengatakan sebagian pengguna jalan yang terjaring razia karena tidak memiliki SIM.
“Sebenarnya target kami pada operasi zebra tahun ini lebih pada penertiban helm standar nasional Indonesia [SNI] dan penggunaan sabuk pengaman bagi pengemudi mobil atau truk. Namun pelanggaran-pelanggaran lainnya tetap ditindak, seperti pelanggaran marka jalan, pelanggaran lampu lalu lintas dan pelanggaran lainnya. Semua itu bertujuan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas,” kata Mashadi.
Dia menjelaskan operasi zebra sengaja digelar pada jam-jam sibuk bukan pada jam-jam berangkat atau pulang sekolah. Dia tidak ingin operasi zebra itu mengganggu aktivitas belajar mengajar para siswa. Kendati demikian, Mashadi menyebut tak sedikit pelajar yang terjaring razia.

solopos.com

Senin, 02 November 2015

Bilik Suara Hilang, KPU Sragen Tutup Mulut

http://www.lampost.co/upload/1433669828.jpg
KPU Kabupaten Sragen serentak tutup mulut terkait hilangnya ribuan bilik suara yang disimpan di Gudang Logistik.

Ketua KPU Sragen, Ngatmin Abass, ketika hendak dimintai keterangan mengaku sedang tidak ditempat.

Dia mengaku tengah bertugas di luar kota jadi tidak bisa berkomentar apapun mengenai hilangnya bilik suara yang terjadi pada Jumat 30 Oktober 2015 lalu.

"Saya sedang di Semarang mas lebih baik jenengan ke kantor saja," ucapnya melalui Sambungan telepon, Senin (2/11).

Hal yang sama juga dilakukan oleh Komisioner KPU Sragen Dodok Sartono. Menurutnya dari kesepakatan awal, seluruh Komisioner tidak akan mengomentari masalah hilangnya bilik suara itu.

Saat ini kasus tersebut sepenuhnya sudah diserahkan kepada pihak kepolisian. Sehingga lebih baik KPUD menunggu hasil penyelidikan yang ada.

Bahkan dirinya juga enggan berkomentar mengenai solusi atas hilangnya ribuan bilik suara tersebut.

padahal seperti diketahui Bilik suara itu bakal digunakan untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sragen yang akan berlangsung pada 9 Desember mendatang.

"Lebih baik tanyakan saja kepada ketua, jangan tanyakan kepada saya," ucapnya.

Sementara itu Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo mengaku terus melakukan penyelidikan atas adanya kasus tersebut.

Pihaknya masih melakukan pendalaman penyelidikan terhadap para saksi-saksi yang ada dan menilai adanya kejanggalan dalam kasus pencurian itu. pasalnya tidak ada kunci ataupun pintu gudang logistik yang rusak pasca pencurian berlangsung.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sebanyak 9.622 bilik suara milik KPUD Sragen raib digondol maling.

Kejadian diketahui kali pertama oleh petugas keamanan Bambang Sadiyo, saat hendak melakukan pemeriksaan dan pendataan bilik suara tersebut. Akibat kejadian itu kerugian yang ditimbulkan ditaksir mencapai Rp500 juta.



 sindonews.com

Polisi Bekuk Pelaku Curanmor Lintas Provinsi

 http://img.antaranews.com/new/2013/01/ori/20130103Curanmor-020113-SA-4xx.jpg
Pencurian Sragen, pelaku curanmor ini beraksi di Sragen dan Gunungkidul.
 SRAGEN–Aparat Polsek Jenar dan Polsek Sragen Kota berhasil mengungkap kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) lintas provinsi Sabtu (31/10/2015).
Polisi membekuk tersangka curanmor lintas provinsi atas nama Yanto, 30, warga Dusun Betek, Desa Banyurip, Kecamatan Jenar, Sragen. Prestasi Polsek Jenar dan Polsek Sragen Kota itu berawal saat terjadi kasus curanmor di wilayah Jenar dan Sragen Kota pada September lalu.
Kasus curanmor di wilayah Jenar terjadi pada Minggu (20/9/2015) pukul 19.00 WIB di Dusun Precet, Desa Ngepringan, Jenar. Sebuah motor Yamaha Mio GT berpelat nomor AD 5891 AFE raib dicuri. Polisi mencurigai seseorang di balik kasus curanmor itu yang juga warga Jenar.
Kapolsek Jenar, AKP Handoyo, mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (1/11/2015), menyampaikan kronologi pengungkapan kasus curanmor itu. Handoyo menerjunkan Tim Unit Reskrim Polsek Jenar untuk berkoordinasi dengan Satuan Reskrim Polres Sragen dan Polres Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Koordinasi itu dibutuhkan karena Polres Gunungkidul berhasil membekuk pelaku curanmor asal Sragen.
Handoyo memerintahkan Unit Reskrim Polsek Jenar berkoordinasi dengan penyidik Polsek Sragen Kota untuk mendatangi Polres Gunungkidul untuk memastikan tersangka. Di Polres Gunungkidul, tim Polsek Jenar dan Sragen Kota memeriksa Yanto. Hasil pemeriksaan tersebut dikembangkan dan pada Sabtu, tim unit Reskrim Polsek Jenar berhasil menemukan barang bukti hasil kejahatan pelaku berupa motor Yahama Mio GT beserta surat tanda nomor kendaraan (STNK) atas nama Sumarmi, 41, warga Mantingan, Ngawi, Jawa Timur.
Tim Unit Reskrim Polsek Jenar segera memeriksa saksi-saksi dan melengkapi administrasi penyidikan tahap I.
“Kami juga berkoordinasi dengan penyidik Polres Gunungkidul, jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Sragen dan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIA Sragen untuk proses hukum lebih lanjut,” katanya.
Handoyo mengungkapkan pelaku curanmor itu terhitung gesit karena sering menggunakan nama palsu saat berkenalan dengan teman wanitanya.
Dia menyampaikan belakang pelaku pernah mengaku anggota TNI. Pelaku masih dikembangkan untuk kasus curanmor juga di Polres Gunungkidul. “Kami memang sudah memburu tersangka sejak lama. Pelaku sering berada di wilayah Jogja. Di sana pelaku juga melakukan kejahatan yang sama,” ujar dia.

Solopos.com

2 Motor Hilang Saat Ditinggal Merumput dan Bertamu

 http://polresmaros.web.id/wp-content/uploads/2014/09/Waspada-Curanmor-ilustrasi.jpg
Pencurian Sragen terjadi di dua lokasi.
SRAGEN — Aksi pencurian kendaraan bermotor di Bumi Sukowati marak. Selama Jumat-Sabtu (30-31/10/2015), dua unit motor milik warga di wilayah Ngrampal dan Sumberlawang raib disikat maling. Pelaku pencurian diduga merupakan sindikat curanmor dengan jaringan yang mapan.
Kasus curanmor itu menimpa Wagiman, 32, seorang petani asal Dusun Sendangbulus RT 022, Desa Ngargotirto, Sumberlawang, Sragen, Sabtu (31/10) pukul 09.10 WIB. Motor yang ditinggal merumput itu raib saat diparkir di tegalan bawah pohon jati, tepatnya di Dukuh Juranggandung RT 024, Ngargotirto, Sumberlawang. Sebuah motor Yahama Vega berpelat nomor AD 2259 VE hilang dan kerugian korban diperkirakan Rp6 juta.
Aparat Polsek Sumberlawang memintai keterangan Marikem, 40, dan Parji, 33, petani asal Dusun Dukuhan RT 021, Ngargotirto, Sumberlawang sebagai saksi. Kasus itu masih diselidiki aparat Polsek Sumberlawang.
Kasus curanmor berikutnya menimpa Ika Salgiyaningrum, 19, warga Dukuh Bibin RT 025/RW 012, Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Jumat (30/10) pukul 08.30 WIB. Peristiwa itu berawal saat Ika bertamu di rumah temannya, Tri Wahyu Purnomo, 20, di Dusun Paldaplang RT 001/RW 001, Desa Kebonromo, Ngrampal pada pukul 08.00 WIB. Ika memarkir motor Honda Beat warna hitam berpelat nomor AD 5928 QE di halaman rumah Tri.
Setelah ditinggal berbincang di ruang tamu, motor yang diparkir Ika sudah tidak ada di tempat semua. Motor buatan 2014 itu milik ayah Ika, yakni Gino. Dalam waktu hanya 30 menit, motor senilai Rp12 juta amblas dicuri.
Kapolsek Sumberlawang AKP Sugiyarto mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo mengimbau kepada masyarakat, terutama di wilayah Sumberlawang agar hati-hati dalam memarkir motor. Dia mencatat kasus curanmor di tegalan itu baru kali pertama terjadi di wilayah Sumberlawang.
“Biasanya pencuri beraksi pada motor milik pemancing karena jaraknya relatif jauh. Kalau hanya ditinggal merumput itu saya kira jaraknya tidak terlalu jauh. Ya, baru lima menit ditinggal sudah hilang,” ujarnya.
Dia menduga pelaku curanmor sudah profesional dan biasanya merupakan sindikat lintas daerah. “Kalau bukan sindikat, pelaku akan kesulitan menjual motor. Kalau tidak profesional, hanya sekadar ngambil tetapi sulit menjual,” ujarnya.

www.solopos.com